BATU HITS, BATU – Badan Pengurus Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) memanfaatkan momen melandainya paparan Covid-19 untuk memulihkan kondisi pariwisata.
Bertempat di Balai Kota Among Tani, Muhammadiyah menyelenggarakan JWM Travel Mart sejak 17 hingga 19 November 2021.
Ketua Umum BP JWM, Muhsin Thoyib Arbas memaparkan, sudah hampir dua tahun dunia pariwisata dan turunannya mati suri. Sekitar 100 peserta travel mart dari seluruh Indonesia berkumpul di Kota Batu pada tanggal 17 sampai 19 November 2021.
“Agenda utama menyelenggarakan funtrip destinasi wisata di Kota Batu, table top of meeting, pertemuan penjual dan pembeli. Lebih dari 100 peserta industri pariwisata yang datang diharapkan mampu mendongkrak pergerakan industri pariwisata dan transaksi dalam mutual business,” jelasnya, Rabu (17/11/2021) malam.
Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari rangkaian perayaan milad ke-109 Muhammadiyah yang puncak acaranya akan betlangsung di Kota Surakarta.
Di tempat yang sama, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi mengungkapkan bahwa kondisi pariwisata di Kota Batu saat ini sudah mulai membaik. Buktinya tingkat okupansi yang terus naik, baik di lokasi wisata maupun perhotelan.
“Sekarang kondisinya berangsur normal, PHRI berharap dengan adanya kegiatan jaringan wisata ini dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap fasilitas pariwisata di Kota Batu,” paparnya.
Karena bisa mempertemukan pembeli dan penjual, dan itu sangat penting.
“Jadi seperti di pasar, penjual dan pembeli langsung bertemu secara langsung,” imbuhnya.

Lalu, Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso menguraikan dampak pandemi Covid-19 di Kota Batu membuat sektor wisata dan kreatif porak poranda. Jika dilihat secara nasional, jumlah kunjungan wisata hanya 25 persen dibanding 2019.
“Demikian pula di Kota Batu pada 2019 hampir 7.2 juta ke Kota Batu, saat ini hanya 2 juta wisatawan. Penurunan ini berdampak langsung terhadap okupansi hotel yang tercatat hanya 12.6 persen. Penurunan tenaga kerja hampir 75 persen,” urainya.
Secara makro perekoniman Kota Batu yang semula tumbuh 6.51 persen menjadi minus 6.4 persen. Saat ini, Pemkot Batu berupaya menyelamatkan sektor pariwisata. Ada tiga langkah fase yang dicanangkan, pertama tanggap darurat, lalu pemulihan dan terakhir normalisasi.
“Tanggap darurat fokuskan pada sektor kesehatan, kedua di masa pemulihan membuka secara bertahap tempat wisata, ketiga, normalisasi yakni kesiapan protokol di kehidupan masyarakat,” kata Punjul.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengatakan agar wisata kembali bergairah perlu adanya terobosan-terobosan. Terlebih sektor wisata mampu mendorong UMKM dan UKM sehingga bisa menggerakkan roda perekonomian.
“Saya sangat mengapresiasi dan optimis kepada JWM sehingga mampu memberikan warna dan ciri baru dalam menggembangkan pariwisata. Tidak hanya di Provinsi Jatim tapi seluruh Indonesia,” ujar Emil. (asi/j/adv)